Skip to content

Daging biawak halal atau haram dalam Islam?

Written by

asodao13asf

Daging biawak, atau bisa juga disebut sebagai daging biawak, sering kali menjadi topik perdebatan di kalangan umat Islam. Beberapa orang berpendapat bahwa daging biawak adalah makanan halal yang dapat dikonsumsi, sementara yang lain berpendapat bahwa daging biawak adalah haram dalam Islam.

Dalam agama Islam, ada aturan yang jelas tentang jenis-jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Daging hewan-hewan tertentu, seperti babi, anjing, dan hewan-hewan buas yang memangsa dengan cara melukai, tidak boleh dimakan oleh umat Islam. Namun, apakah daging biawak termasuk dalam kategori haram?

Menurut sebagian ulama, daging biawak dianggap sebagai makanan yang halal karena biawak merupakan hewan yang hidup di darat dan bukan hewan pemangsa. Selain itu, daging biawak juga tidak memiliki darah yang mengalir karena sistem peredaran darahnya berbeda dengan hewan-hewan lain. Hal ini membuat beberapa ulama berpendapat bahwa daging biawak dapat dikonsumsi oleh umat Islam.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat sebaliknya. Mereka berargumen bahwa daging biawak tidak boleh dikonsumsi karena biawak merupakan hewan yang bersifat karnivora dan memiliki gigi taring yang digunakan untuk memangsa mangsanya. Hal ini menimbulkan keraguan apakah daging biawak termasuk dalam kategori makanan yang halal.

Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk selalu memperhatikan hukum-hukum agama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pemilihan makanan. Jika masih ada keraguan tentang status halal atau haramnya daging biawak, sebaiknya kita berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang kompeten untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas.

Dalam hal ini, kita harus selalu menjaga kebersihan dan kehalalan makanan yang kita konsumsi. Kita juga harus selalu berdoa dan memohon petunjuk dari Allah SWT agar kita selalu diberikan petunjuk dalam memilih makanan yang baik dan halal. Semoga kita senantiasa diberikan keberkahan dalam setiap langkah hidup kita, aamiin.

Previous article

Menko Marves:Pariwisata berkualitas mulai berjalan di Bali jaga budaya

Next article

Mengapa minuman keras haram dalam Islam?